Search

Kamis, 21 Juli 2011

Melayani Orang Lain Dengan Tulus, Tidak Akan Pernah Rugi

 
George Boldt
George Boldt
Pada suatu malam yang dingin dan hujan, ada seorang pria tua beserta istrinya memasuki lobi sebuah hotel kecil di Philadelphia.
“Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau memberi kami satu kamar saja?” kata pria tua itu kepada resepsionis hotel, seorang anak muda yang tampaknya cukup hangat dan ramah.
Resepsionis hotel tersebut menjawab, “Saya mohon maaf sebelumnya karena semua kamar telah terisi penuh akibat adanya 3 event besar yang diselenggarakan bersamaan di kota ini. Tapi, saya tidak bisa membiarkan pasangan yang baik seperti Anda untuk berhujan-hujan di luar sana di malam selarut ini. Bagaimana kalau Anda berdua tidur di kamar saya?”
Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua tersebut berkata kepada pemuda resepsionis ini, “Kamulah orang yang seharusnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani. Mungkin suatu hari saya bisa membangunkan sebuah hotel untukmu.
Pemuda itu hanya membalas dengan sebuah senyuman dan dengan segera melupakan kata-kata pria tua ini. Ia berpikir bahwa dirinya hanyalah pegawai biasa yang menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
2 tahun kemudian, sebuah surat datang ke hotel kecil di Philadephia ini. Surat ini ditujukan kepada pemuda yang bekerja sebagai resepsionis. Pengirimnya adalah pria tua yang pernah ia layani dengan 2 tahun silam. Surat ini berisi sebuah tiket ke New York dan permintaan agar anak muda ini berkenan menjadi tamu pasangan tua tersebut.
Sesampainya di New York, pria tua mengajak pemuda itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty Fourth Street. Ia menunjukkan sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan mengatakan, “Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola.”
Hotel Waldorf Astoria
Hotel Waldorf Astoria
Pemuda itu adalah George Charles Boldt, yang menerima tawaran William Waldorf Astor (pria tua). Kini Charles Boldt menjadi pimpinan dari Hotel Waldorf-Astoria yang menjadi hotel terbaik di dunia.
-
Kisah di atas adalah secuplik kisah nyata yang dikirimkan oleh teman saya via Blackberry Messenger. Well, kisah yang bagus dan tentu saja mengandung sebuah pelajaran berharga tentang arti dan hadiah dari sebuah pelayanan yang tulus.
Mari kita merenung sedikit. Tuhan memang memiliki kuasa atas segalanya. Namun untuk membantu melayani sekian banyak umatnya, Dia tidak akan repot-repot turun langsung bekerja sendirian. Dia tentu akan memilih hamba-hambaNya yang terpilih untuk dijadikan saluran berkat dan asistenNya dalam melayani umat.
Inilah kenapa kebanyakan orang yang memilih jalan melayani banyak orang, cenderung punya kehidupan besar yang berkualitas. Lihatlah para pengusaha yang dengan usahanya, membuka lapangan pekerjaan dan menghidupi banyak orang. Lihat juga para motivator yang tidak kenal lelah memberikan semangat kepada orang lain untuk terus bangkit dan meraih haknya menjadi sukses. Dan masih banyak lagi contoh orang-orang besar lainnya.
Pengusaha Yang Melayani Banyak Orang
Pengusaha Yang Melayani Banyak Orang
Saya jadi ingat kalau dulu pernah ada yang bilang ke saya, entah siapa orangnya saya lupa. Intinya kalau ingin tujuan kita tercapai, jangan cuma menyertakan diri kita saja, tapi libatkan orang lain dalam tujuan baik tersebut sehingga ada alasan bagi Tuhan untuk mengabulkan apa yang menjadi tujuan kita, bahkan dengan lebih cepat.
Oh ya, mungkin nantinya ketika kita melayani orang lain, tidak ada balasan langsung yang kita terima. Ya jangan berharap dari manusia dong. Balasan dari Tuhan kan jauh lebih baik. Berbuat baik ya berbuat baik saja. Biar Tuhan yang memberikan balasannya untuk kita.
Jadi, jangan berhenti berbuat baik dan melayani orang lain. Pilihan selalu ada di tangan Anda, mau hidup untuk diri sendiri terus atau diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melayani banyak orang, tentu saja dengan fasilitas dan sarana berupa kualitas kehidupan yang lebih baik. Pilih mana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar